Perangkat bergerak yang banyak beredar saat ini, baik ponsel, smartphone, laptop, kebanyakan sudah menggunakan baterai Lithium. Ada dua tipe baterai Lithium, Li-Ion dan Li-Polymer. Sifat perawatan keduanya sama saja. Tapi jika dibandingkan antara baterai Li-ion dengan Li-Poly, Li-poly rata-rata punya penurunan daya hidup yang lebih besar.
Belakangan, pemanufaktur mengumumkan bahwa baterai tipe ini bisa di cas lebih dari 500 kali sebelum kapasitasnya turun jadi 80%-nya saja (lihat Sanyo). Varian Li-poly lainnya, yang menggunakan film tipis sebagai baterai lithium rechargeable-nya, malah bisa 10.000 kali pengecasan sebelum dayanya berkurang. Nah biar, daya hidup baterai kamu terpelihara, berikut tipsnya:
- Perangkat bergerak yang akan dicas sebaiknya dalam kondisi mati. Ini akan membantu baterai mencapai voltase terendahnya tanpa terhalang. Indikator pengisian pun makin akurat.
- Lakukan pengecasan pada suhu ruang.
- Baterai Lithium tidak perlu pengisian penuh. Pengisian sebagian malah lebih baik.
- Jangan menggunakan baterai hingga dayanya habis. Lebih baik lakukan pengecasan sesering mungkin sebelum baterainya habis.
- Charger menggunakan metode yang berbeda untuk indikator siap-pakai. Lampu indicator tidak selalu menunjukkan keadaan sebenarnya, bahwa baterai telah penuh dicas.
- Jangan lanjutkan menggunakan charger atau baterai kamu, jika perangkat tiba-tiba mengalami panas berlebih.
- Sebelum baterai lithium disimpan dalam waktu lama, caslah baterai hingga mencapai sekitar 40% – 50%.
- Baterai yang mati dalam waktu lama bisa dihidupkan lagi. Tapi, ketika ketika boost dilakukan dan voltase baterai tidak kembali ke level normal baterai kamu siap dibuang.
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar sobat untuk postingan ini.
*Komentar berbau spam akan dihapus.